ZONAUTARA.com – Perjalanan sejarah manusia sudah membuktikan bahwa kemajuan manusia bergantung pada pikiran yang cemerlang. Untuk memahami dunia di sekitar kita, kita bergantung pada orang-orang genius untuk memecahkan misteri di balik gravitasi, fisika, dan kedokteran serta ilmu pengetahuan lainnya.
Sementara orang-orang seperti Isaac Newton, Albert Einstein, dan Stephen Hawking kini sudah tidak bersama kita lagi. Generasi baru dari orang-orang yang mempunya otak brilian membuktikan tidak ada batasan untuk apa yang dapat kita capai.
Mereka mungkin minum Starbucks dan menonton Netflix seperti kita semua, tetapi otak mereka mempunyai keistimewaan yang berbeda dibanding kebanyak orang, termasuk orang-orang pintar sekalipun.
Lantas siapa saja orang paling cerdas atau genius yang hidup saat ini? Dikutip dari brainberries.co, berikut 8 orang yang dianggap paling genius saat ini.
[toc]
1. Terence Tao, dari bayi sudah genius
Sementara bagi sebagian besar dari kita, menginjak usia 2 tahun adalah saat kita baru berlatih pergi ke toilet, Terence Tao, anak cerdas kelahiran Australia telah memberikan pelajaran matematika dan bagaimana mengeja kepada anak berusia lima tahun.
Bagaimana dia bisa melakukan ini ketika rata-rata anak berusia 2 tahun hampir tidak dapat membentuk kalimat yang koheren? Penggemar fanatik Sesame Street ini akan menghabiskan berjam-jam membaca buku kalkulus bukan karena dia memiliki ibu yang keras, tetapi karena dia memang menyukai hal semacam itu.
Pada usia 10 tahun Terence Tao menjadi peraih medali emas Olimpiade Matematika Internasional termuda. Dia kemudian mulai kuliah pada usia 14 tahun, dan pada usia 24 menjadi profesor penuh waktu termuda di UCLA.
Terence Tao adalah seorang pria dengan IQ 225, ia juga penerima Fields Medal, yang merupakan impian setiap peneliti.
2. Chris Hirata
Orang kedua kedua dalam daftar ini adalaga Chris Hirata. Jika sebagian besar balita mungkin paling bisa menghitung sampai 10, sebelum dia berada di prasekolah, Chris Hirata sudah bisa melakukan perhitungan numerik ke tingkat yang tidak masuk akal, yang bahkan sulit dilakukan oleh orang dewasa.
Ketika pergi ke toko kelontong bersama keluarganya, Hirata akan menghibur dirinya sendiri dengan menjumlahkan tagihan saat mereka berbelanja, dengan mempertimbangkan hal-hal seperti berat, kualitas, diskon, dan pajak penjualan.
Tidak mengherankan, Hirata cukup menguasai aljabar sejak kelas 1, dan di sekolah menengah dia menguasai kursus tingkat perguruan tinggi.
Saat SMA dia sudah bekerja untuk NASA pada proyek yang berhubungan dengan kolonisasi Mars. Dia akhirnya mendapatkan gelar Ph.D. dari Princeton dan dia telah memenangkan segala macam gelar akademik sejak itu.
3. Garry Kasparov
Tidak diragukan lagi bahwa Garry Kasparov adalah salah satu pecatur terhebat sepanjang masa. Pada tahun 1985, pada usia 22 tahun, Kasparov mengalahkan juara saat itu Anatoly Karpov untuk menjadi juara dunia catur yang tak terbantahkan, gelar yang dipegangnya selama 8 tahun dan menjadi rekor dunia.
Sebagai gambaran, tipikal juara jarang mempertahankan gelar lebih dari beberapa tahun. Pada titik tertentu Kasparov bosan bermain melawan manusia dan malah bertanding dengan superkomputer IBM Deep Blue pada tahun 1996, lantas memenangkan 4 dari 6 pertandingan.
4. Judit Polgar
Judit Polgar dan saudara perempuannya memiliki pendidikan yang tidak konvensional, setidaknya seiring berjalannya pendidikan.
Wanita ini disekolahkan di rumah oleh ayah mereka, yang memasukkan catur sebagai fondasi utama untuk pembelajaran mereka. Pelajaran tambahan ini mengalahkan pelajaran hafalan lainnya.
Semua ini terbayar untuk Polgar, yang pada usia 15 tahun menjadi Grandmaster termuda yang pernah ada saat itu. Selama lebih dari 2 dekade, ia tetap menjadi pemain catur wanita top di dunia dan pada usia 24.
Meski telah pensiun, Polgar terus melatih tim catur nasional putra di negara asalnya, Hongaria. Dia juga dianugerahi Ordo Saint Stephen untuk prestasinya, kehormatan sipil tertinggi yang diberikan di Hongaria.
5. Sabrina Gonzales Pasterski
Meskipun Sabrina Gonzales Pasterski belum memenangkan Hadiah Nobel atau meraih medali bintang, namun pada usia 28 tahun dia telah memiliki banyak waktu untuk menghiasi kotak penghargaannya. Salah satunya adalah yang membanggakan dari Chicago Public Schools System, dia disebut “The Next Einstein”.
Gelar ini bagi Sabrina dirasakannya sebagai sesuatu yang tidak terlalu nyaman. Tetapi bagi yang lain, mencapai IPK sempurna di MIT dan Harvard, dengan siapa lagi akan dibandingkan kalau bukan dengan Einstein?
Almarhum Stephen Hawking bahkan mengutip karyanya di salah satu makalahnya. Dia juga bukan hanya seorang genius dalam hal fisika. Pada usia 10 tahun, dia membuat kembali mesin di pesawat terbang dan bahkan melakukan penerbangan solo ke Kanada ketika dia berusia 14 tahun. Dia juga memiliki tawaran pekerjaan tetap dari orang-orang seperti Jeff Bezos.
6. Marilyn vos Savant
Sosok berikutnya adalah seorang sarjana yang memiliki tingkat pengetahuan rinci di beberapa bidang khusus termasuk musik, sains, dan sastra. Marilyn vos Savant memegang Guinness World Record untuk IQ tertinggi (228). Menyebut namanya menjadi semacam gimmick.
Tapi percaya atau tidak, itu adalah nama gadis ibunya. Apa yang dia lakukan dengan semua kekuatan otak geniusnya? Dia memegang kolom saran “Ask Marilyn” untuk Parade Magazine. Selama lebih dari tiga dekade dia telah menangani pertanyaan filosofis yang mendalam dan memecahkan teka-teki pembaca yang menantang.
Dia mungkin paling dikenal karena jawabannya untuk Masalah Monty Hall – jawaban yang tampaknya mustahil tetapi secara demonstratif benar – yang menyebabkan banyak pembaca kurang cerdas meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka lebih pintar daripada orang terpintar di planet ini.
7. Kim Ung-yong
Meskipun keajaiban seorang anak telah mendapat perhatian sejak lama, seperti yang dialami Mozart lebih dari 270 tahun yang lalu, namun fenomena seperti itu tidak diakui secara luas sampai tahun 1960-an, ketika Kim Ung-yong kecil mendapat perhatian karena pemahamannya tentang kalkulus pada usia tiga tahun.
Luar biasa, saat berusia lima tahun Kim Ung-yong sudah berbicara dalam empat bahasa. Ketika dia berusia 8 tahun, orang Korea Selatan dengan IQ 210 itu dipekerjakan oleh NASA, tempat dia bekerja selama satu dekade sebelum kembali ke rumah.
Tapi tidak seperti kebanyakan orang genius lainnya, Kim memilih kehidupan yang sederhana. Dia tidak lulus dari sekolah bergengsi Ivy League, melainkan memilih perguruan tinggi provinsi yang normal di mana dia menerima gelar Ph.D di bidang teknik sipil.
Hari ini dia mengajar di sebuah universitas di Cheongju, sebuah kota di Korea Selatan yang mungkin belum pernah anda dengar. Dia selalu menyatakan bahwa memiliki IQ tinggi bukanlah kunci kebahagiaan dan fokus pada hal-hal yang anda sukai adalah yang paling penting.
8. Christopher Michael Langan
Christopher Michael Langan menonjol dari yang lain karena meskipun memiliki IQ setinggi 210, dia tidak pernah terlalu tertarik pada upaya akademis.
Christopher pernah bekerja sebagai koboi, pekerja konstruksi, buruh tani, penjaga hutan, dan bahkan penjaga bar. Banyak dari hal ini berkaitan dengan asuhannya; dia tidak pernah menerima dukungan atau dorongan dari orang tuanya, dan karena itu akademisi tidak pernah dianggap sebagai prioritas.
Namun, Christopher bersikeras bahwa dia adalah pria yang bahagia meskipun dia tidak kaya. Dia sibuk menulis buku tentang sifat realitas dan menjalankan Mega Foundation, membantu orang-orang yang diintimidasi karena jauh lebih pintar daripada orang lain, seperti dirinya.