ZONAUTARA.com – Makhluk hidup membutuhkan air, terutama manusia. Begitu pula dengan hewan dan tumbuhan. Dalam penjelajahannya di muka Bumi, manusia terus menerus mencari sumber air yang dapat menjamin pasokan setiap saat.
Seiring dengan terus bertambahnya penduduk Bumi, manusia mulai menjajaki kemungkinan untuk hidup di planet lain selain Bumi. Tentu salah satu syarat utama agar planet bisa dihuni oleh manusia, adalah sumber air.
Para ilmuwan juga meyakini, jika memang ada makhluk lain yang hidup selain di Bumi, tentu juga membutuhkan air. Bahkan jika manusia pada akhirnya memang sendirian di alam semesta ini, mengetahui lokasi air selain di Bumi adalah penting jika manusia memutuskan untuk menjelajah jauh dari planet Bumi.
Untungnya, saat ini dengan bantuan ilmu pengetahuan modern, para astronom bisa menemukan air selain di Bumi. Kemajuan ilmu pengetahuan modern yang ditunjang dengan teknologi canggih memungkinkan para astronom menemukan air melintasi jarak yang sangat jauh bahkan di bawah rintangan yang beragam seperti awan pekat dan bermil-mil lapisan es.
Dilansir dari BigThink, berikut 6 lokasi di Tata Surya yang diyakni memiliki sumber air.
[toc]
Sumber air di luar Bumi
Mars
Meskipun gagasan bahwa Mars adalah rumah bagi kanal-kanal besar yang diisi dengan air yang cukup untuk menopang vegetasi yang subur telah dibantah sejak tahun 1920-an, tetapi Mars diyakini memang memiliki air yang cukup banyak di Lake Superior.
Sebagian besar air di Mars membeku di lapisan es kutubnya, dan sejumlah kecilnya dapat ditemukan di atmosfer Mars.
Air yang berbentuk cair hanya ada di danau kecil di bawah gletser di kutub Mars. Diidentifikasi melalui radar, danau ini berada 1,5 kilometer di bawah lapisan es dan diperkirakan tetap cair karena sifat anti-pembekuan dari beberapa mineral yang dimiliki tanah di Mars.
Europa
Salah satu bulan yang dimiliki Jupiter di Galilea, Europa, terkenal dengan permukaan es-nya yang padat dan lautan yang membentang di bawah permukaannya.
Kerak es di planet ini diperkirakan setebal beberapa ribu meter hingga 30 kilometer. Lautan di bawahnya diperkirakan sedalam 100 kilometer, dengan beberapa di antaranya mungkin mengandung campuran cairan di dekat bagian atas dan sebagian besar cair di bagian bawahnya.
Jika benar, ini berarti bahwa Europa memiliki lebih banyak air daripada yang ada di semua lautan di Bumi, dan volumenya hampir tiga kali lipat.
Lautan luas ini, yang tetap hangat karena inti vulkanik Europa dan efek gaya pasang surut di bulan Jupiter, dianggap sebagai habitat yang memungkinkan bagi kehidupan di luar bumi. Ventilasinya mirip dengan ventilasi hidrotermal di Bumi, dapat menyediakan energi dan kondisi untuk kehidupan di lingkungan yang bahkan tidak pernah terkena sinar matahari.
Ganymede
Ganymede adalah bulan Jupiter di Galilea lainnya dan objek terbesar kesembilan di tata surya — lebih besar dari Merkurius dan Pluto. Bulan ini dikenal sebagai satu-satunya bulan di tata surya dengan medan magnet, yang membantu menunjukkan bahwa di sana terdapat lautan besar di bawah permukaan es-nya.
Dengan mengamati pergerakan medan magnet Ganymede, yang sebagian disebabkan oleh interaksinya dengan Jupiter, para astronom mencatat perubahan kecil yang mengindikasikan keberadaan samudera air asin yang besar.
Lautan ini diperkirakan berada di bawah lapisan es setebal 150 kilometer dan kedalamannya mencapai 100 kilometer. Seperti Europa, Ganymede juga bisa memiliki lebih banyak air di dalamnya daripada semua lautan yang ada di Bumi.
Pengamatan yang lebih baru telah mengkonfirmasi keberadaan uap air di atmosfer tipis Ganymede, kemungkinan disebabkan oleh sublimasi dari air es di permukaan.
Es raksasas di Uranus dan Neptunus
Planet Uranus dan Neptunus dikenal sebagai “raksasa es” karena kedua planet ini terdiri dari unsur-unsur yang lebih berat daripada gas hidrogen dan helium yang dikombinasikan dengan sejumlah besar air, amonia, dan es metana.
Tidak seperti raksasa gas Jupiter dan Saturnus, yang mengandalkan gas untuk menyediakan 85 persen massa mereka, es raksasa di kedua planet ini diyakini memiliki lautan air superkritis — yaitu, air pada suhu dan tekanan di atas apa yang disebut titik kritis, di mana cairan dan gas menjadi tidak bisa dibedakan. Air superkritis ini merupakan dua pertiga dari total massa di dua planet ini.
Es raksasa di dua Uranus dan Neptunus dianggap umum di sekitar bintang lain. Bagaimana tepatnya mereka terbentuk masih belum diketahui, tetapi misi masa depan untuk mencari tahu sedang dibahas.
Titan
Bulan terbesar dan paling menarik dari Saturnus, Titan, adalah tempat yang aneh. Bulan terbesar kedua di tata surya ini (setelah Ganymede), Titan dicirikan oleh atmosfer nitrogen dan begitu banyak metana cair sehingga ada “siklus metana” yang tidak berbeda dengan siklus air di Bumi — lengkap dengan hujan, danau, sungai, dan lautan pada suhu dingin -179° C (−290 ° F).
Air es diperkirakan berada di bawah permukaan berbatu di Titan, dan air cair yang yang tercampur dengan amonia untuk mencegahnya membeku diperkirakan juga berada di bawah permukaan Titan. Dugaan ini ditemukan oleh probe Cassini, yang memeriksa gaya pasang surut di bulan.
Ahli astrofisika percaya bahwa gaya tersebut cukup kuat untuk melibatkan laut bawah permukaan, yang kemungkinan besar terdiri dari air.
Kesimpulan tentang sumber Air
Air adalah sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan mahkluk hidup. Mencari sumber air untuk pasokan kehidupan di masa depan adalaha sesuatu yang harus dikerjakan mulai saat sekarang.
Populasi manusia terus bertambah dan Bumi semakin sesak. Suatu saat manusia dan makhluk hidup lainnya akan mengalami krisis air. Sumber air harus bisa diakses meski itu berada di tempat lain di Tata Surya.