Deskripsi
Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mempunyai bonus demograsi yang cukup tinggi, yang ditandai dengan rasio ketergantungan (dependency ratio) ada pada angka 45,72. Rasio ketergantungan itu didapat dari perbandingan antara jumlah penduduk nonproduktif (usia kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk produktif (usia 15 - 64 tahun).
Bonus demografi merupakan fenomena langka karena hanya akan terjadi satu kali dalam sejarah suatu bangsa. Bonus demografi terjadi ketika penduduk usia produktif berada di atas 2/3 dari jumlah penduduk keseluruhan, atau dengan kata lain terjadi ketika rasio ketergantungan angkanya berada di bawah 50.
Sulut mendapat bonus demografi karena penurunan fertilitas dalam jangka panjang selama lima dasawarsa terakhir. Pada 1980 total fertility rate (TFR) Sulut sebesar 4,91 dimana rata-rata perempuan di Sulut dalam masa reproduksi melahirkan sebanyak 5 orang anak. Namun pada 2017 TFR Sulut tinggal 2,2, yang mengakibatkan jumlah anak yang berusia kurang dari 15 tahun terus turun.
Selain TFR, bonus demografi Sulut juga didapat dari semakin membaiknya angka kematian bayi (infant mortality rate - IMR). Pada 1980 rata-rata 93 diantara 1000 bayi yang lahir akan meninggal sebelum mencapai ulang tahun pertama. Namun pada 2012 angka kematian bayi menurun menjadi 33. Dampaknya, terjadi kenaikan jumlah bayi yang tetap hidup ke usia dewasa.
Pola menurunnya TFR dan IMR di Sulut menggambarkan terjadinya transisi demografi yang secara jangka panjang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk usia produktif yang tercermin dari menurunya rasio ketergantungan. Era bonus demografi ini dapat dimanfaatkan untuk meraih keuntungan ekonomis yang lebih besar karena tersedianya angkatan kerja, tabungan, kualitas sumber daya manusia dan sebagainya.
Sumber data
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. Data diambil pada 18 Desember 2022. Diolah oleh Tim Data Zonautara.com