Tentara menyelamatkan 62 perempuan dan empat bayi yang diculik oleh para tersangka jihadis pekan lalu di Burkina Faso utara, kata televisi pemerintah dan sumber keamanan pada hari Jumat (20/1).
Berita ini muncul hanya beberapa jam setelah sumber keamanan mengatakan serangkaian serangan pada hari Kamis (19/1) telah menewaskan sekitar 30 orang di negara Afrika Barat yang bergejolak yang telah memerangi pemberontakan sejak 2015.
Penculikan para wanita dan bayi minggu lalu memicu kekhawatiran PBB, sementara junta militer negara itu memperingatkan adanya peningkatan serangan ekstremis terhadap warga sipil.
Dalam buletin berita utama malamnya, saluran RTB Burkina Faso, yang merujuk pada operasi militer, menunjukkan gambar-gambar para perempuan yang dibebaskan pada hari Jumat (20/1) dan dibawa ke ibukota Ouagadougou.
Beberapa sumber keamanan mengkonfirmasi berita tersebut kepada AFP.
Para perempuan dan bayi itu diculik pekan lalu pada hari Kamis (19/1) dan Jumat (20/1) di dekat Arbinda, di wilayah Sahel utara, ketika sedang mencari makanan di luar desa mereka.
Sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa mereka ditemukan di wilayah Tougouri, 200 kilometer ke arah selatan. Helikopter menerbangkan mereka ke Ouagadougou, di mana mereka bertemu dengan perwira senior militer.
“Wawancara dengan mereka akan memungkinkan kami untuk mengetahui lebih banyak tentang penculik, penahanan dan konvoi mereka,” kata salah satu sumber keamanan.
Pihak berwenang telah mengerahkan tim pencari di darat dan udara untuk melacak para wanita tersebut.
Beberapa bagian Burkina Faso, termasuk wilayah Sahel, telah berbulan-bulan diblokade oleh kelompok-kelompok jihad di wilayah tersebut, sehingga semakin sulit untuk memasok kebutuhan masyarakat di sana. [vm/pp]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia