Pentagon telah menurunkan kekuatan militernya dan tengah mempertimbangkan opsi untuk membantu kemungkinan evakuasi personel Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dari Sudan.
Namun, Gedung Putih pada Jumat (21/4) mengatakan sejauh ini tidak ada rencana untuk menarik keluar sekitar ribuan warga negara Amerika Serikat lainnya dari negara Afrika yang tengah dilanda konflik itu.
Pasukan militer Amerika berupaya “untuk memastikan bahwa kami menyediakan sebanyak mungkin opsi, jika kami diminta untuk melakukan sesuatu. Kami belum diminta untuk melakukannya,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin di sebuah konferensi pers di Jerman.
Menhan Austin dan Jenderal Angkatan Darat Amerika Mark Milley, yang juga Ketua Kepala Staf Gabungan AS, sedang mengadakan pertemuan di Jerman bersama para pemimpin pertahanan dari sejumlah negara untuk membahas dukungan tambahan bagi Ukraina.
Sekitar 16.000 warga negara sipil Amerika terdaftar di Kedutaan Besar AS di Khartoum berada di Sudan. Departemen Luar Negeri AS telah memperingatkan bahwa angka itu kemungkinan tidak akurat karena tidak ada kewajiban bagi warga AS untuk mendaftar atau pun memberitahu pihak kedutaan jika mereka meninggalkan negara itu.
“Sangat penting bagi warga AS di Sudan untuk memastikan mereka dalam keadaan aman di situasi yang sulit seperti ini,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby di Washington.
Ia menambahkan bahwa “semua warga Amerika seharusnya tidak mengharapkan evakuasi terkoordinasi pada saat ini. Dan kami berharap itu akan tetap demikian.”
Untuk para staf kedubes, menurut seorang pejabat AS, sekelompok kecil pasukan AS telah tiba di Djibouti, negara di Afrika timur, untuk bersiap-siap jika upaya evakuasi jadi dilakukan.
Konflik antara militer Sudan dan kelompok paramiliter semakin memburuk. Pihak militer telah menolak negosiasi dan mengatakan mereka hanya menerima penyerahan diri saat gencatan senjata sementara berakhir. Hal ini meningkatkan kemungkinan adanya gelombang baru kekerasan akibat konflik yang telah terjadi hampir seminggu dan menelan ratusan korban jiwa.
Departemen Luar Negeri AS pada Jumat mengatakan bahwa seorang warga AS telah meninggal di Sudan, namun tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Kami berhubungan dengan pihak keluarga dan menyampaikan belasungkawa yang terdalam atas musibah ini. Kami tidak memberikan informasi tambahan, demi menghormati pihak keluarga di masa sulit ini,” kata pihak departemen dalam sebuah pernyataan. [fr/ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia