ZONAUTARA.com – Istilah “diseleksia” mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Namun, penting untuk mengingat kembali apa sebenarnya diseleksia itu.
Diseleksia adalah sebuah kelainan neurobiologis yang mengakibatkan kesulitan dalam mengenali kata dengan baik dan akurat dalam pengejaan serta dalam kemampuan mengkode symbol.
Jenis-jenis Diseleksia
Diseleksia terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu acquired dyselexia dan developmental dyselexia.
Developmental dyselexia adalah kelainan bawaan sejak lahir yang disebabkan oleh faktor genetis atau keturunan.
Penyandang jenis ini akan membawa kelainan seumur hidupnya dan tidak dapat disembuhkan.
Mereka cenderung mengalami hambatan dalam mengeja, menulis, dan aspek bahasa lainnya, meskipun memiliki kecerdasan normal atau di atas rata-rata.
Dengan penanganan khusus, kendala yang mereka alami dapat diminimalkan.
Gejala Diseleksia
Beberapa gejala diseleksia dapat terlihat sejak sebelum anak masuk sekolah, seperti terlambat bicara, masalah konsentrasi, kesulitan dalam memahami pertanyaan, dan kesulitan mengeja.
Sedangkan pada usia sekolah, gejala bisa lebih terlihat dengan kesulitan dalam pelafalan kata-kata, memahami instruksi dengan cepat, atau membedakan huruf yang hampir serupa.
Penanganan Diseleksia
Anak-anak dengan diseleksia membutuhkan penanganan khusus, termasuk program pendidikan multisensor.
Dukungan moral dari orang tua juga merupakan bagian penting dalam proses penanganan.
Meskipun diseleksia umumnya lebih terlihat saat anak mulai masuk usia sekolah, diagnosis dan penanganan yang tepat dapat membantu anak mengatasi hambatan yang mereka hadapi.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai diseleksia, kita sebagai masyarakat dapat memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan oleh mereka yang mengalami kelainan ini.
Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak penyandang diseleksia juga memiliki potensi untuk berkembang dan meraih kesuksesan dalam pendidikan dan kehidupan mereka.
sumber usnews.com