ZONAUTARA.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara yang bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado sukses menggelar event KPU Goes to Campus yang bertajuk ‘The Stategic Role of Students in Regional Elections’.
Event yang berlangsung pada Kamis, 12 September 2024 itu digelar di gedung Auditorium Unsrat dan menghadirkan kurang lebih 1000 mahasiswa.
Menariknya, dalam event tersebut juga digelar deklarasi mendukung Pilkada Sulut Ramah Lingkungan dan Berintegritas tahun 2024.
Deklarasi tersebut dibacakan oleh Ketua BEM Unsrat Jonathan Sompie dan diikuti ribuan undangan dan peserta yang hadir.
“Kami civitas akademika Universitas Sam Ratulangi menyatakan dukungan penuh untuk pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Utara yang ramah lingkungan dan berintegritas tahun 2024,” ucapnya.
Menanggapi deklrasi tersebut, Ketua KPU Sulut Kenly Poluan menerangkan, konsep ramah lingkungan dalam konteks Pilkada atau Pemilu adalah hal yang sangat penting.
“Satu hal yang penting untuk masa depan adalah terkait dengan keadilan ekologis itu sendiri,” ucapnya.
Adapun pelaksanaan tahapan pemilihan akan senantiasa mengacu pada konsep-konsep ramah lingkungan.
“Semua program yang kami lakukan, kami berupaya melakukannya dengan prinsip ramah lingkungan. Sekarang ini logistik dalam Pilkada dan Pemilu akan berorientasi pada bahan-bahan yang ramah lingkungan,” terangnya.
Bahkan, setelah tahapan Pilkada, pihaknya akan menggelar event pameran hasil produksi dari sampah plastik daur ulang.
“Nanti akan ada pameran produk dari berbagai sampah plastik dari Pilkada yang telah didaur ulang,” bebernya.
Selanjutnya, Rektor Unsrat Otovian Berty Alexander Sompie yang tampil untuk membuka kegiatan juga menegaskan dukungannya atas pelaksanaan Pilkada yang ramah lingkungan.
“Jadi kita semua diharapkan bukan hanya bicara soal ramah lingkungan tapi kita juga harus melakukannya,” tegasnya.
Selain deklarasi, ada pula sesi edukasi mengenai Pilkada Ramah Lingkungan dalam event tersebut.
Marlon Kamagi dari Baciraro Recycle menyampaikan, persebaran sampah plastik di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara sudah sangat mengkhawatirkan.
Itu disebabkan letak geografis Sulut yang berada di segitiga terumbu karang.
“Ancaman sampah plastik sangat nyata di Sulut. Karena Sulut ada di CTI (segitiga coral dunia, red). Dan, segitiga ini menyimpan megabiodiversity,” ungkapnya.
Dalam konteks Pemilu atau Pilkada, persoalan sampah pun menjadi hal yamg tak bisa dielakkan.
Salah satu contoh nyata, yakni sampah Alat Peraga Kampanye (APK) yang tidak didaur ulang setelah proses Pemilu/Pilkada dan cenderung berakhir dengan cara dibakar.
“Baliho yang digunakan dalam Pemilu 2019 bila disambung bisa menutupi 23 persen dari luas Kota Manado. Atau setara luas 2 kecamatan,” terangnya.
Hal itulah yang menjadi salah satu dasar tercetusnya Pilkada Ramah Lingkungan.
Dalam event yang digelar KPU di Unsrat itu pun mulai menerapkan konsep less waste event. Di mana, sampah yang dihasilkan segera diproses daur ulang.
“Sampahnya akan kita kelola. Akan dipilah kemudian didaur ulang,” tegasnya.
Terpisah, Jeannete Langitan dari Tonsea Recycle Center menerangkan, kehadiran pihaknya dalam event tersebut adalah turut mendukung pelaksanaan Pilkada Ramah Lingkungan.
“Hari ini kita hadir untuk memberi edukasi secara langsung dengan menyiapkan karung sebagai tempat sampah di tiap sudut ruangan,”
Tak berhenti di situ, sampah yang terkumpul segera dipilah, didata dan ditimbang.
“Akan kita pilah, timbang kemudian akan dibawa ke workshop kita untuk didaur ulang menjadi produk,” pungkasnya.