Memperingati Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya ke-60 laksanakan pameran dan seminar : Eksplorasi senjata tradisional Minahasa dan usaha pelestariannya

Memperingati Dies Natalis ke-60, Fakultas Ilmu Budaya menggelar pameran dan seminar

Eliana Gloria
Penulis:
Editor: Marsal Datundugon
Pameran dan Seminar Senjata Tradisional Minahasa

ZONAUTARA.com – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri Sam Ratulangi (UNSRAT) menggelar pameran dan seminar bertajuk Eksplorasi Senjata Tradisional Minahasa dan Usaha Pelestariannya pada, Selasa (25/02/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Dies Natalis ke-60 Fakultas Ilmu Budaya dan dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, serta masyarakat umum yang memiliki ketertarikan terhadap budaya Minahasa.

Memperingati Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya ke-60 laksanakan pameran dan seminar : Eksplorasi senjata tradisional Minahasa dan usaha pelestariannya
Ivan Kaunang (Kiri), Rinto Taroreh (Tengah), Janny Rotinsulu (Kanan)

Acara ini menghadirkan Tiga narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Ivan R. B. Kaunang, S.S., M.Hum yang mewakili akademisi, Janny Rotinsulu dari Komunitas Metalurgis, serta Tonaas Rinto Taroreh yang dikenal sebagai pegiat budaya Minahasa. Mereka membahas berbagai aspek senjata tradisional Minahasa, mulai dari sejarah, fungsi, hingga upaya pelestariannya di tengah perkembangan zaman.

Dalam pemaparannya, Dr. Ivan R. B. Kaunang menjelaskan bahwa senjata tradisional Minahasa bukan hanya alat pertahanan, tetapi juga memiliki nilai historis yang tinggi.

“Setiap senjata yang dimiliki masyarakat Minahasa pada masa lalu bukan sekadar alat perang, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang menunjukkan status sosial dan keterampilan seseorang,” ujarnya.

Sementara itu, Yanni Rotinsulu dari Komunitas Metalurgis memaparkan tentang filosofi ukiran Minahasa yang tertuang dalam pembuatan senjata tradisional. Ia menyoroti betapa unik dan otentik ukiran Minahasa dalam proses penuturan inspirasi dari leluhur.

“Sekarang mungkin kita sudah punya kamera, tapi dulu ketika para leluhur memperoleh inspirasi, mereka menuangkannya dalam ukiran-ukiran. Alam semesta ini adalah sumber inspirasi yang kaya,” katanya.

Koleksi Senjata Tradisional Minahasa
Koleksi Senjata Tradisional Minahasa oleh Janny Rotinsulu

Tonaas Rinto Taroreh menambahkan bahwa pelestarian senjata tradisional tidak hanya sebatas pada benda fisiknya, tetapi juga pada makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Menurutnya, senjata tradisional Minahasa mencerminkan keberanian, kebijaksanaan, dan kearifan lokal yang harus terus diwariskan.

“Pelestarian budaya harus dilakukan secara holistik, bukan hanya dalam bentuk koleksi, tetapi juga dengan menghidupkan kembali tradisi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” tuturnya.

Selain seminar, acara ini juga menampilkan pameran berbagai jenis senjata tradisional Minahasa, seperti santi, dan peda. Para peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung koleksi senjata bersejarah serta berdiskusi dengan para ahli mengenai proses pembuatannya.

Terlepas dari menariknya kegiatan ini, sangat disayangkan antusias dari perserta khususnya Gen-Z menunjukkan kealpaan dalam forum diskusi.

Dalam forum diskusi salah satu peserta Denny Taroreh mempertanyakan keberhasilan dari acara ini.

“Sayangnya Gen-Z yang di belakang saya ini justru tidak tertarik dengan pembahasan, hanya satu tadi Gen-Z yang bertanya. Menjadi tantangan bagaimana kemudian Ukir Minahasa hari ini dapat merefleksikan dan mendorong anak muda untuk memiliki semangat yang sama dengan ketiga narasumber.”

Pada kesempatan yang sama, Ivan memberikan tanggapannya, terkait hal itu. Menurutnya, generasi saat ini memang seperti itu. Semakin tinggi status ekonomi maka keterputusan akan sejarah dan budaya yang ada di masa lalu semakin kuat.

“Tapi ini menjadi catatan khusus bagi kami sebagai penyelenggara pendidikan untuk terus mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ini. Bahkan kedepannya mungkin akan ada pembukuan, ekspo dan sebagainya,” sahut Ivan.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Banyak mahasiswa dan pemerhati budaya yang mengapresiasi upaya Fakultas Ilmu Budaya UNSRAT dalam menjaga dan memperkenalkan warisan budaya Minahasa kepada generasi muda.

Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan semakin banyak orang yang peduli terhadap pelestarian budaya lokal dan terus menggali kekayaan sejarah Minahasa.

Follow:
mì significant other would say : orang yang energik, pendengar yang baik, solutif, murah senyum. | Typically ENTJ, compassionate listeners, long-life learner.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com