Dr. Alexander Andries Maramis, atau AA Maramis, adalah tokoh penting di masa-masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Ia termasuk tokoh yang merumuskan dasar negara Republik Indonesia bersama dalam Panitia Sembilan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), yang dibentuk tanggal 1 Maret 1945.
AA Maramis lahir pada 20 Juni 1897 di Desa Paniki Bawah. AA Maramis masih punya pertalian darah dengan pahlawan Sulut lainnya yaitu Maria Walanda Maramis. Ia menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1911 di sekolah elit Belanda di Manado, yakni Europeesche Lagere School (ELS).
Sekolah tersebut terletak di pusat Kota Manado, yang sekarang menjadi SD N 4 Manado. Selesai menamatkan pendidikan dasarnya, keluarga berembuk untuk menyekolahkan AA Maramis ke pendidikan sekolah yang lebih tinggi di Batavia yakni Hogere Burger School (HBS) , mengingat saat itu Manado hanya salah satu wilayah keresidenen Ternate.
Pada tahun 1918 keluarga lalu mengirim AA Maramis ke HBS di Jalan Matraman. Pada Juni 1924 AA Maramis berhasil menyelesaikan studi dan mendapat gelar Meester in de Rechten atau ahli hukum. Zaman itu tak banyak orang yang mendapat gelar tersebut. AA Maramis kembali ke tanah air pada Juli 1924.
Ia mendapat tawaran pemerintah Hindia Belanda untuk menjadi pegawai mereka, namun AA Maramis menolaknya. AA Maramis memilih menjadi pengacara bagi rakyat Indonesia yang kurang mampu. Dari sinilah perjuangan AA Maramis bagi bangsa dan negara dimulai.
Maramis diangkat sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Indonesia pertama pada 26 September 1945. Maramis berperan penting dalam pengembangan dan pencetakan uang kertas Indonesia pertama atau Oeang Republik Indonesia (ORI).
19 Desember 1948, Belanda memulai Agresi Militer Belanda II pada saat pemerintahan Hatta. Soekarno, Hatta, dan pejabat pemerintahan lainnya yang berada di Yogyakarta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Maramis pada saat itu sedang berada di New Delhi, India.
Dia menerima kawat dari Hatta sebelum Hatta ditangkap dengan instruksi untuk membentuk pemerintahan darurat di pengasingan di India seandainya Sjafruddin Prawiranegara tidak dapat membentuk pemerintahan darurat di Sumatra.
Prawiranegara mampu membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia dan Kabinet Darurat di mana Maramis diangkat sebagai Menteri Luar Negeri. Setelah Soekarno dan Hatta dibebaskan, Prawiranegara mengembalikan pemerintahan kepada Hatta pada tanggal 13 Juli 1949 dan Maramis kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Mei 1977, ia dirawat di rumah sakit setelah mengalami perdarahan. Maramis meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1977 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto, hanya 13 bulan setelah ia kembali ke Indonesia. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. AA Maramis dianugerahi gelar Pahlawan Nasional jelang Hari Pahlawan 10 November 2019.
***