MANADO, ZONAUTARA.com – Menggeluti olahraga terjun payung sudah digeluti Mohammad Ikhwan sejak 1986. Pria asal Bogor ini menceritakan, awal dirinya tertarik menjadi atlet terjun payung saat berusia 20 tahun.
“Saat itu saya sedang kuliah di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta,” kata Ikhwan kepada Zona Utara.
Menurut dia, saat terjun pertama kali, dirinya tidak takut. Justru keberanian yang timbul saat terjun dari ketinggian ribuan kaki.
“Saat pertama terjun, yang ada hanyalah rasa penasaran. Rasa takut itu jadi hilang,” ujar pria kelahiran 21 April 1966 ini.
Dia mengaku bersyukur, olahraga yang digelutinya didukung oleh keluarganya. Sebelum menikah hingga berkeluarga, tak pernah ada complain.
“Istri dan kedua anak saya senantiasa mendukung. Apalagi istri saya juga penerjun dan menggeluti terjun payung sejak tahun 1992,” ujar suami dari Nunik Intarti ini.
Direktur PT Manunggal Avia Lestari ini juga menceritakan, olahraga terjun payung sudah membentuk kepribadiannyadia berencana, akan mengembangkan olahraga ini dengan mencari bibit muda penerjun.
“Di Kabupaten Bogor, olahraga ini di dukung penuh oleh pemerintah. Latihan rutinnya setiap dua minggu sekali di Lanud Atang Seendjaja,” tutur pria 51 tahun ini.
Intinya, kata dia, atlet penerjun payung harus punya keberanian agar terus mengeksplorasi diri jadi lebih baik lagi.
“Menurut saya, terjun payung ini tidak ada batasnya dan tidak akan selesai. Batasannya sampai Tuhan memanggil kita pulang,” pungkasnya.
Editor: Eva Aruperes