Menegangkan, buaya yang mangsa pengasuhnya akhirnya dievakuasi

Ronny Adolof Buol
Petugas sedang mengevakuasi buaya di Tanawangko. (Foto: zonautara.com/Ronny Adolof Buol)

MINAHASA, ZONAUTARA.com – Suasana yang cukup menegangkan terjadi di lokasi kandang buaya di area perusahaan budidaya mutiara di Desa Ranowangko, Kecamatan Tanawangko, Minahasa, Senin (14/1/2019).

Petugas dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki mengevakuasi buaya berukuran panjang 4,4 meter dan lebar 90 centimeter itu.

Sebelumnya, buaya yang diberi nama Merry itu telah melukai Kepala Laboratorium CV. Yosiki, Deasy Tuwo (44). Deasy ditemukan tewas dalam kondisi tubuh tak utuh.

Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, harus menyita buaya tersebut karena kepemilikannya tidak berijin.


Pemilik buaya yang dipelihara di dalam kandang berukuran panjang sekitar 15 meter itu tidak dapat ditemui.

“Buaya ini dievakuasi karena jangan sampai membahayakan lagi orang lain,” ujar Sekretaris BKSDA Sulut Hendrik Rundengan.

Warga yang berkerumun di lokasi evakuasi merasa tegang melihat petugas PPS Tasikoki berusaha menaklukan reptil raksasa itu.

Beberapa petugas PPS Tasikoki mulanya berusaha mengikat mulut buaya. Merasa terancam, buaya itu memberontak dan mencoba memberi perlawanan.

Baca pula: Tak semestinya satwa liar dipelihara

Namun dengan keahlian yang dimiliki, buaya itu dapat ditaklukan. Butuh puluhan orang untuk mengangkat buaya dari kolam kandangnya.

Kandang yang dibuat dari pagar beton harus dijebol, agar buaya tersebut bisa diangkut ke mobil.

Evakuasi yang berlangsung selama sekitar tiga jam itu juga ikut dibantu oleh aparat TNI dan kepolisian.

“Tidak sembarang melakukan evakuasi, kita harus berhati-hati dan paham betul bagaimana seharusnya mempelakukan satwa liar,” ujar rescuer PPS Tasikoki, Noldy.

Manajer PPS Tasikoki Billy Lolowang menjelaskan bahwa seharusnya satwa liar tidak untuk dipelihara.

Usai dievakuasi, buaya itu akan dibawa ke lokasi konservasi yang menjadi mitra BKSDA Sulut.

Editor: Ronny Adolof Buol

Bekerja sebagai jurnalis lebih dari 20 tahun terakhir. Sebelum mendirikan Zonautara.com bekerja selama 8 tahun di Kompas.com. Selain menjadi jurnalis juga menjadi trainer untuk digital security, literasi digital, cek fakta dan trainer jurnalistik.
1 Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com