ZONAUTARA.com – Mata dunia sedang tertuju pada nasib Kantor Pos. Hal ini disebabkan oleh kemerosotan Kantor Pos di Amerika Serikat. Negara adidaya tersebut mulai menutup dan menjual aset-aset Kantor Pos.
Kantor Pos Lafayette, NJ, misalnya, akan ditutup pada 16 Agustus 2019. Meski Layanan Pos Amerika Serikat berdalih melalui dalam siaran pers Jumat (19/07/2019) bahwa operasi di gedung di Rute 15 tersebut ditutup karena kekuatiran terhadap kondisi penuaan bangunan.
Juga Kantor pos Prescott yang dibangun pada tahun 1931. Sekalipun bangunannya telah masuk dalam Daftar Tempat Bersejarah Nasional sejak 1985, namun aset bangunannya kini sedang dijual. Kantor Pos Live Oak, Florida, serta sejumlah Kantor Pos lain juga bernasib sama.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sebenarnya Pos Indonesia tak lebih sama dengan Amerika Serikat. Pos Indonesia malah sedang berada di ujung tanduk dan membutuhkan langkah-langkah penyelamatan.
Badan usaha yang didirikan tahun 1746 ini harus mengomersilkan Gedung Filateli Jakarta. Bangunan bersejarah itu kini disewakan untuk kedai kopi Starbucks dan co-working space CoHive.
Perolehan Laba Bersih PT Pos Indonesia malah seringkali terseok-seok. Tahun 2015 meraih laba bersih sebesar 30 miliar, anjlok dari tahun 2014 yang berhasil meraih 159,77 miliar. Tahun 2016 dan 2017 naik, masing-masing 203,03 miliar dan 355,1 miliar. Tahun 2018 merosot lagi di posisi 127 miliar.
Baca: Pos Indonesia, jejak sejarah di tengah serbuan digitalisasi
Layanan COD C2C
Pos Indonesia meluncurkan aplikasi COD C2C di Kantor Pos Jombang, Jumat (26/072019). Aplikasi tersebut menandai satu lagi inovasi pelayanan Pos Indonesia.
Langkah Pos Indonesia ini merupakan terobosan di tengah maraknya era e-commerce, khususnya belanja daring ritel. COD (Cash On Delivery) adalah metode pembayaran di mana pembeli membayar pesanan secara tunai pada saat pesanan tiba di tujuan. Pembayaran dilakukan kepada kurir yang mengantarkan barang.
C2C atau Customer to Customer merupakan transaksi ritel daring berbasis media sosial. Mayoritas pelaku C2C adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang berada di suburban atau rural.
Seiring meningkatnya transaksi kiriman daring ritel di Jawa Timur yang mencapai pertumbuhan 233 persen pada periode Januari sampai dengan Juni 2019, permintaan dengan metode pembayaran COD juga terus meningkat. Metode COD konvensional (manual) tidak memadai lagi untuk mengendalikan jumlah kiriman yang mencapai 6.415.163 transaksi pada semester I tahun 2019.
Inovasi ini sekaligus mengintegrasikan 3 pilar layanan e-commerce yaitu logistic shipment, C2C dan payment gateway dalam satu platform. Logistic shipment menggunakan kurir Pos Kilat Khusus, C2C dalam pengendalian aplikasi milik Pos, dan payment gateway atau penyetoran uang memakai m-giro pos. Â
Jombang menjadi pionir yang berkembang pesat dalam layanan COD C2C. Sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur terus berlari menyusul. Setelah Jombang, akan diikuti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga seluruh Jawa. Pada akhir tahun 2019 ditargetkan secara Nasional sudah bisa terlayani.
Baca juga: Infografis: Riwayat panjang Pos Indonesia sejak berdiri tahun 1746
Editor: Rahadih Gedoan