LOLAK, ZONAUTARA.com – Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mencatat sekitar 1.024 hektar lahan pertanian di tujuh kecamatan berpotensi kekeringan. Bahkan, dari jumlah tersebut, seluas 522 hektar lahan dipastikan gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Bolmong Remon Ratu menyebutkan, jumlah tersebut terbagi atas dua jenis komoditi, yakni padi dan jagung. Untuk lahan tanaman jagung yang berpotensi kekeringan seluas 805,5 hektar. Sementara lahan persawahan untuk tanaman padi yang berpotensi kekeringan seluas 218,5 hektar.
“Sedangkan, yang dipastikan gagal panen dan tidak bisa lagi diselamatkan untuk jagung seluas 364,5 hektar. Dan untuk padi yang dipastikan gagal panen seluas 157,5 hektar,” kata Remon, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (03/09/2019).
Baca: Bolmong siaga darurat kekeringan, karhutla dan angin kencang
Remon menjelaskan, lahan pertanian yang terancam kekeringan tersebut tersebar di tujuh kecamatan. Hanya saja, menurut dia, yang terparah ada di tiga kecamatan, yakni, Bolaang, Bolaang Timur dan Lolak. Pasalnya, kondisi lahan persawahan di tiga kecamatan itu rata-rata sawah tadah hujan yang notabene hanya berharap pada curah hujan saja.
“Yang terancam kekeringan itu sebetulnya ada di tujuh kecamatan yakni Bolaang, Bolaang Timur, Lolak, Sang Tombolang, Poigar, Dumoga dan Passi Barat. Tapi yang parah itu di tiga kecamatan. Sementara sisanya hanya tanaman jagung saja yang berpotensi gagal,” jelas Remon Ratu.
Sebagai upaya pencegahan dini terjadinya kekeringan, Dinas Pertanian sudah melakukan pemasangan beberapa unit mesin pompa air secara bergilir di wilayah yang kering. Tapi, kata Remon, wilayah yang bisa dipasangkan pompa hanya di lahan yang ada sumber air.
“Kita lihat di mana ada lahan kering, kemudian ada sumber air yang dekat maka kita pasangkan pompa air,” ungkapnya.
Camat Bolaang, Aswanto Gobel membenarkan hal tersebut. Khusus di Kecamatan Bolaang sudah ada informasi dari masyarakat terkait tanaman yang gagal panen. Seperti puluhan hektar tanaman jagung di Kelurahan Inobonto yang gagal panen. Juga ada sawah di Desa Inobonto I yang mulai terjadi kekeringan dan terancam gagal.
“Saat ini kita sementara minta data yang lebih valid dari masing-masing pemerintah desa. Setelah itu kemudian kita laporkan ke pemerintah kebupaten. Upaya ini dilakukan agar pemerintah kabupaten sudah bisa melakukan pendataan untuk menyiapkan cadangan pangan ketika kemarau terus terjadi,” kata Aswanto Gobel saat dimintai konfirmasi via ponselnya.
Editor: Rahadih Gedoan
nice