ZONAUTARA.com – Pentas Sastra 2019 yang digelar Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (21/09/2019), menghadirkan sajian teater dan musikalisasi puisi yang diramu Institut Seni Budaya Independen Manado (ISBIMA). Pada bagian awal, Marcelino Silouw dan Jein Byl mengantar pada suasana reflektif dengan pertunjukan puisi yang dimainkan apik.
Setelahnya, teater yang mementaskan naskah Obituari karya Achi Breyvi Talanggai menggiring penonton pada nuansa yang kental dengan nilai Kristiani. Pentas ini mengambil setting sebuah restaurant dengan desain bambu yang dominan dengan tatanan beberapa meja makan.
Lampu-lampu aneka warna yang bergelantungan dan seringkali remang memberi dukungan kesan bahwa nama tempat itu benar adalah Obituari Café. Obituari memiliki arti berita kematian.
“Bagaimana bila peristiwa dalam kisah ini terjadi di sebuah café?” kata Achi yang sekaligus menyutradarai pementasan teater itu, memberi pemantik bagi pertunjukannya.
Naskah pementasan teater ini sendiri mengangkat kejatuhan malaikat ke bumi dan bagaimana sepuluh Hukum Taurat terabaikan dalam kehidupan manusia. Tokoh Fosforos bermanifestasi ke dalam tubuh Medusa, yang menawarkan pelanggaran terhadap sepuluh perintah Tuhan.
Deisy Mewengkang, penanggung jawab Pentas Sastra, memberikan apresiasinya. Obituari karya Achi dan beberapa penampilan musikalisasi puisi, kata Deisy, telah disuguhkan dengan apik. Penonton memenuhi ruang pertunjukan. Sampai-sampai ada yang tidak kebagian tempat duduk.
“Atas nama pimpinan Balai Bahasa Sulawesi Utara saya menyampaikan terima kasih kepada semua pementas dan semua penonton yang telah menyaksikan pentas sastra malam ini, di antaranya para pimpinan sanggar atau grup teater di Manado, Bitung, Minahasa,” ujarnya.
Pentas Sastra selanjutnya, imbuh Deisy, akan dilaksanakan pada Sabtu (28/09/2019) Balai Bahasa Sulut Manado.
Editor: Rahadih Gedoan