Sulut bawa pulang 2 medali di ajang FLS2N 2019

Rahadih Gedoan
Penulis Rahadih Gedoan
Ekspresi bahagia TIm Sulut pada penutupan FLS2N 2019 di Bandar Lampung, Jumat (20/09/2019).(Image: zonautara.com/Rahadih Gedoan)



ZONAUTARA.com – Setelah bersaing di ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) jenjang SMK di Bandar Lampung, 15-21 September 2019, Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya boleh tersenyum. Usai acara penutupan FLS2N di Bandar Lampung, Jumat (20/09/2019) malam, siswa-siswa utusan Sulut berhasil membawa pulang 2 medali perunggu di bidang lomba Solo Gitar Klasik dan Film Pendek kategori Nonfiksi.

Siswa yang meraih juara 3 nasional di bidang lomba Solo Gitar Klasik atas nama Mendelshon Yovit Patras asal sekolah SMK Negeri 1 Tahuna. Mendelshon membawakan lagu wajib Bartolemeu Calatayud dan lagu pilihan Okarimako yang merupakan lagu daerah Sangihe.

Keberhasilan Mendelshon ini sekaligus mengukuhkan prestasi Kabupaten Kepulauan Sangihe yang meraih medali pertama dalam event tahunan FLS2N tingkat nasional.

Sedangkan di bidang lomba Film Pendek kategori Nonfiksi diraih Given Piri dari SMK Negeri 1 Manado bersama Dea Febianti Kaawoan dari SMK Negeri 4 Manado, dengan judul film Bukit Kasih.

zonautara.com
Suasana penutupan FLS2N 2019 di Bandar Lampung, Jumat (20/09/2019).(Image: zonautara.com/Rahadih Gedoan)

Kepala SMK Negeri 4 Manado Jenner Rein Rumerung mengungkapkan rasa bahagianya atas prestasi yang berhasil ditorehkan siswanya.

“Ini persembahan dan dedikasi kami bagi seluruh masyarakat Sulut bahwa kita benar-benar hebat. Pada momentum tersebut siswa saya sendiri berkolaborasi dengan siswa dari SMK Negeri 1 Manado. Memang tidak mudah berprestasi di tingkat nasional karena harus bersaing dengan 33 provinsi lainnya,” kata Jenner.

Capaian medali perunggu tersebut, lanjut Jenner, diharapkan bisa dijadikan motivasi bagi seluruh sekolah di Sulut untuk terus berprestasi di masa mendatang. Bahkan bukan hanya medali perunggu saja tapi juga perak dan emas.

“Sekolah saya menjadi utusan daerah pada dua bidang lomba. Satunya lagi di bidang teater. Sayangnya kami harus menerima kenyataan dominasi Jawa yang selama ini memang menjadi barometer perkembangan seni pertunjukan nasional,” ujarnya.

Paulus Steven Tuwo, pendamping bidang lomba Teater Sulut, menambahkan bahwa saat lomba, SMK Negeri 4 Manado mendadak dimasukkan panitia ke dalam kategori sekolah seni dan harus bersaing dengan SMK-SMK yang memang memiliki kompetensi keahlian Seni Pertunjukan. Padahal SMK Negeri 4 Manado tidak memiliki kompetensi keahlian Seni Pertunjukan.

“Kami melihat apresiasi penonton yang sangat antusias seusai pertunjukan, yang artinya pertunjukan SMK Negeri 4 Manado sangat memuaskan. Pertunjukan kami bisa ditonton di Youtube. Sayangnya, pada link itu audio rekaman tidak terlalu baik,” jelas Paulus.

Editors: Rahadih Gedoan



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Penulis Rahadih Gedoan
Follow:
Jurnalis, Instruktur Akting, Pelatih Teater, Sastrawan, Ketua Dewan Kesenian Kota Manado.
2 Comments
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com