Oleh Mahasiswa: Josepha F. Lumansik *
Proses menua pada kulit atau lebih dikenal dengan nama skin aging adalah suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup.
Hal ini disebabkan adanya kemunduran fungsi organ-organ tubuh termasuk kulit. Walaupun demikian proses ini tidak disukai bahkan lebih sering ditakuti kehadirannya terutama oleh kaum wanita.
Proses menua pada kulit timbulnya tidak sama pada setiap orang, ada yang sesuai dengan usianya, sedangkan lainnya dapat timbul lebih dini yang disebut proses menua dini (premature aging).
Proses penuaan ini dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik (dari luar) dan intrinsik(dari dalam).
Faktor ekstrinsik seperti: cuaca, sinar matahari, cara perawatan kulit yang salah, radikal bebas, gizi yang buruk, kebiasaan merokok, minum kopi, minum alkohol, stress dan penyakit menahun.
Sedangkan faktor intrinsik seperti faktor genetik, Ras, hormonal, juga mempengaruhi proses penuaan kulit.
Faktor ekstrinsik dapat dicegah, sedangkan faktor intrinsik seperti ras dan genetik tidak dapat diubah, namun faktor hormonal pada masa sekarang sudah dapat diperlambat dengan pemberian hormone pengganti yang dikenal dengan Hormone Replacement Theraphy (HRT).
Terdapat banyak penjelasan mengenai proses penuaan yang terjadi pada manusia, salah satunya adalah teori hormon (neuroendokrin).
Teori neuroendokrin berdasarkan pada peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh. (Goldman dan Klatz, 2003).
Apa itu hormon estrogen?
Hormon pada wanita yang mempengaruhi proses penuaan pada kulit erat hubungannya dengan hormon estrogen yang sebagian besar dihasilkan oleh ovarium dan dalam jumlah sedikit dihasilkan oleh korteks kelenjar adrenal.
Hormon estrogen termasuk hormon steroid yang mulai diproduksi oleh ovarium wanita pubertas pada masa menarche yaitu antara 9 – 16 tahun (rata-rata 14 tahun).
Telah diketahui bahwa penurunan kadar estrogen tersebut dalam tubuh akan mempengaruhi proses biologi di kulit, karena di kulit juga terdapat reseptor–reseptor untuk estrogen, dan yang paling banyak adalah diwajah dan dorsum tangan.
Efek estrogen terhadap kulit adalah:
- Terhadap epidermis: estrogen bersifat epidermopoetik yang mempengaruhi mitosis sel–sel keratinosit.
- Terhadap dermis: mempengaruhi fibroblas untuk mensistesis kolagen, elastin dan substansi dasar makroprotein seperti asam hialuronit yang dapat mengikat air sehingga kulit menjadi lembab.
- Terhadap kelenjar sebasea: mempengaruhi produksi kelenjar sebasea sehingga kulit tidak kering.
Bila terjadi kekurangan hormon estrogen, maka kulit akan menjadi kasar, kering, keriput, kendor dan kerut/lipatan kulit yang jelas.
Berikut ini jenis makanan yang dapat membantu meningkatkan estrogen dalam tubuh:
- Bit (Umbi Merah)
Salah satu tanaman umbi ini kaya akan phytoestrogen dan dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon ini dalam tubuh. Selain itu, bit juga terkenal karena manfaatnya pada kecantikan. - Wortel
Buah berwarna oranye ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Tidak hanya kaya akan estrogen, tetapi juga kaya akan antioksidan dan menjauhkan wanita dari hot flashes. Hot flashes atau rasa panas tiba-tiba biasanya terjadi karena ketidakseimbangan atau kurangnya estrogen dalam tubuh. - Timun
Timun kaya akan air dan mengandung phytoestrogen. Sebaiknya, selama musim kemarau pastikan untuk menambahkan sayur-sayuran hijau dalam menu makanan Anda. - Tofu
Makanan berbahan dasar susu kedelai ini tidak hanya rendah lemak, tetapi juga memiliki kandungan phytoestrogen dan dapat menyeimbangkan hormon di dalam tubuh. - Susu Kedelai
Susu kedelai ternyata kaya akan estrogen, zat besi, dan kalsium dan sangat disarankan untuk perempuan. Kurangnya estrogen dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan termasuk kurangnya minat dalam bercinta. Tetapi jika terlalu banyak pun dapat mengganggu kondisi kesehatan.
Keseimbangan hormonal dalam tubuh sangat penting. Jadi, jangan ragu-ragu untuk mengonsumsi nutrisi sehat untuk menjaga keseimbangan hormonal Anda.
* Penulis adalah Mahasiswa jurusan Ilmu keperawatan, Universitas Katolik De La Salle Manado