ZONAUTARA.com – Dokter Andhika Kesuma Putra adalah salah satu dokter yang telah berjibaku di awal virus corona merebak di Medan. Dokter lulusan Fakultas Kedoteran, Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 2007 ini, bersemangat membuka RS GL Tobing yang dikhususkan menangani pasien covid-19. Dia juga menjadi penanggungjawab rumah sakit tersebut.
Andhika berkarir di RS Colombia Asia dan RS Islam Malahayati sebagai dokter spesialis paru atau Pulmonologist.
Catatan riwayat pendidikan dr. Andhika Kesuma Putra, M.Ked, Sp.P(K), FCCP (USA) sangat mengesankan. Sejak Sekolah Dasar (SD, 1989 – 1995) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA, 1998 – 2001) selalu cemerlang dan menjadi bintang di kelasnya.
Dia menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2007, dan langsung meneruskan pendidikannya ke Magister Kedokteran Klinik serta meraih gelar S2 setahun kemudian.
Tidak pernah berhenti belajar, dr Andhika mengambil spesialisasi paru di USU dari tahun 2008 sampai 2011, dilanjutkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang menunjang keahliannya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sepanjang perjalanan karirnya, dr Andhika pernah mendapatkan dua beasiswa, yaitu tentang sistem pernapasan dari the American College of Chest Physicians (2013), dan intervensi paru dari RS Umum Pusat Rujukan Nasional Persahabatan (2017-2018) .
Selama berbulan-bulan dan tanpa kenal lelah, dr Andhika berjibaku merawat dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa dari serangan COVID-19.
Setelah merasakan sakit dan memilih beristirahat di rumah, sang istri tercinta, dr Dessy Mawar, membujuk supaya dr Andhika dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun. Akhirnya dr Andhika, sang istri serta putrinya terkonfirmasi positif COVID-19 dan dirawat di RS Columbia Asia.
“Abi masih ada kemungkinan deathcase nih, Mi. Ikhlas Umi ya. Insya Allah Abi mati syahid”, adalah beberapa penggal kalimat yang terucap di antara percakapan terakhir dr Andhika dengan sang istri.
Dokter Andhika berpulang ke hadirat Allah SWT pada tanggal 1 Agustus 2020, pukul 11.00 WIB. Jenazah almarhum di dalam ambulans sempat disholatkan di lapangan parkir rumah sakit. Diiringi isak tangis keluarga dan handai taulan, dr Andhika dimakamkan di Simalingkar, Medan dengan menggunakan protokol COVID-19.
Saat ini istri dan putri dr Andhika telah sehat dan kembali ke rumah. Seperti mimpi tetapi nyata. Sedih pasti tak terkira, tetapi hanya keikhlasan dan kesabaran yang akan membuat keluarga kecil ini tegar menghadapi hari-hari ke depan.
Dikutip dari laporcovid19.org, beberapa sahabatnya memberikan kesan terhadap Andhika.
“Ya Allah, berikanlah bang Andhika tempat istirahat terbaik disisiMu, basuhlah lukanya dengan air sejuk telaga KautsarMu, ukirlah senyumnya dengan pemandangan taman surga FirdausMu, saya bersaksi bang Andhika adalah umatMu yg baik, membaktikan ilmunya untuk jihad fisabilillah melawan Covid 19. Cita citanya ingin syahid dijalanMu Ya Allah, Selamat jalan Bang Andhika, inshaallah husnul khotimah ya Bang, inshaallah syahid ya Bang sesuai cita2mu sebelum jihad. Semoga kelak kita berkumpul di surga Firdausnya ya Bang 😭😭🙏”, tulis Budi Santoso Purwoatmojo.
Ade Rachmat Yudiyanti juga menulis, “Kalo ada orang bertanya siapa andika…maka saya menyatakan dia adalah adik saya…bibot panggilan persahabatan kami dan ciri khas huruf R yg susah disebutkannya tp semangatnya utk menolong orang adalah jiwa terbaik yg terlahir didirinya…kami tak lagi bersama saat ini tp doa kami untukmu sobatku bibot semoga Allah menempatkan syurga pejuang syahid sesuai hatimu..aku sedih dibalik perjuanganmu utk menyembuhkan setiap pasien covid tp engkau harus kembali ke khalik dgn hembusan penyakit covid didirimu..taukah org2 hembusan nafasmu ternyata ada utang uang utk pengobatanmu…tersisa ratusan juta utang utk mengobatimu,siapakah yg akan membayarkan utangmu?semoga orang2 yg baca testimoni ini menyadari bahwa mereka harus membantumu…kalo tdk juga sadar?bersabarlah sobatku Allah tahu memberikan jalan buat kebaikanmu dan keluargamu insyaaAllah…selamat jalan sobatku menuju kehidupan yg sebenarnya”.
Mereka para pejuang garda terdepan di barisan tenaga kesehatan menanggulangi covid-19 telah banyak berpulang. Pandemi masih terus berlangsung, sudah saatnya kita semua mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan virus ini.