bar-merah

RS Mata Sulut peringati Hari Penglihatan Sedunia di masa pandemi

zonautara.com
Peringati Hari Penglihatan Sedunia, RS mata Sulut membagikan goody bag kepada para pasien.(Image: kabarpos.com/Syarif Litty)

MANADO, ZONAUTARA.com – Dalam rangka memperingati World Sight Day (Hari Penglihatan Sedunia), Rumah Sakit (RS) Mata Sulawesi Utara (Sulut) membagikan Skrining kit di SMA se- Sulut dan goody bag set kepada masyarakat.

Direktur RS Mata Sulut Vonny Dumingan mengatakan, kegiatan ini sudah dilakukan seminggu lebih dengan mengunjungi beberapa SMA di Sulut. Dan acara puncaknya, Kamis (22/10/2020) dengan membagikan goody bag kepada masyarakat.

Waktu lalu, imbuh Vonny, biasanya kegiatan peringatan ini dilakukan semeriah mungkin. Namun dikarenakan pandemi Covid-19, maka hanya dilakukan secara sederhana namun bermanfaat.

“Kemarin, kami keluarga besar melakukan kegiatan peringatan ini hanya di seputaran kantor dengan berbagi bersama masyarakat dan pasien. Kami harus mematuhi protokol kesehatan, apalagi RS mata ini sudah akan melakukan kembali praktek operasi. Jadi kami harus betul betul mensterilkan lingkungan RS ini agar tidak terkena virus corona,” ungkap Vonny.

Hari Penglihatan Sedunia adalah hari kepedulian internasional terhadap isu–isu global yang berkaitan dengan masalah kebutaan dan gangguan penglihatan yang diderita oleh penduduk dunia, yang dalam kalender kesehatan mata diperingati setiap hari kamis minggu kedua di bulan Oktober; dan tahun ini jatuh pada tanggal 8 Oktober 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, pada tahun 1999-2000, ada sebanyak 285 juta orang penduduk bumi memiliki masalah dalam penglihatan. Hampir 39 juta orang di antaranya menderita kebutaan. 246 juta orang lainnya mengalami gangguan penglihatan.

Sekitar 90 persen dari para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini hidup di negara-negara berkembang dengan pendapatan atau upah yang rendah.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak (0,78 persen), glaukoma (0,12 persen), kelainan refraksi (0,14 persen), dan penyakit-penyakit lain terkait usia lanjut (0,38 persen).

Jumlah penderita katarak di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut yang pada tahun 2000 diperkirakan 15,3 juta (7,4 persen total penduduk).

Penulis: Syarif Litty/kabarpos.com



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com