ZONAUTARA.com – Dokter Imai Indra, SpAn, dikenal sebagai seorang dokter spesialis anastesi, yang tercatat sebagai dokter pertama yang gugur di wilayah aceh karena diketahui terpapar virus covid-19.
Selain berprofesi sebagai seorang dokter, beliau juga tercatat menjadi salah satu dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah, Kuala Banda Aceh.
Semasa hidupnya, selama menghadapi pandemi covid-19. Beliau dikenal sebagai sosok yang begitu semangat dan pantang menyerah dalam tugasnya yang harus terlibat langsung dalam penanganan tndakan medis untuk pasien covid-19.
Dokter Imai yang sebelumnya mengeluhkan gejala yang timbul seperti batuk, demam dan sakit tenggorokan. Akhirnya harus dibawah ke rumah sakit dan didapatkan hasil tes usap positif covid-19.
Ia pun mendapat perawatan medis, bersama istri dan anaknya yang juga diketahui terpapar virus covid-19. Kondisi dokter Imai selama perawatan dipantau sempat membaik, namun sayangnya tidak bertahan lama, kondisinya berubah dan terus mengalami penurunan.
Dokter Imai akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (02/09/2020), di usia 52 tahun. Setelah sebelumnya harus dirawat intensif selama 20 hari di Respiratory Intensive Care Unit (RICU), RSU dr. Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Sosoknya yang dikenal selalu bekerja atas nama kemanusiaan, membuat namanya diusulkan menjadi salah satu nama untuk gedung laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Syiah, Kuala Banda Aceh.
Tak hanya itu, kenang-kenangan bersama dokter Imai pun ternyata masih membekas pada tiap hati, baik dari kerabat serta para dokter muda yang pernah diberi ilmu oleh beliau .
Melalui laporcovid19, sebuah testimoni dari dokter Rizka Aditya yang menulis kembali sosok beliau sebagai seorang yang sangat baik, sosok guru dan seorang dokter yang baik, sangat low profile dan senang membantu orang.
“Beliau orang yg baik. Sangat baik. Guru, dokter, sejawat yang low profile. Tidak segan-sedan membantu orang, siapa saja. Siap turun ke pedalaman, termasuk tim dokter dakwah perbatasan. Kalau sama anak sekolah jangan ditanya bagaimana beliau memperlakukan kami. *guru rasa orang tua*, ” tulis Rizka
Bagi dokter Rizka semua teladan baik yang diberikan dokter Imai selama masa hidupnya ini, merupakan gambaran kebaikan dari sosok seorang dokter yang akan terus dikenang sepanjang nanti.
“Kebaikan yang terus dikenang, itulah dirimu dok. Tunai sudah tugasmu di dunia, dokter. Engkau guru sejati. Melalui sakitmu juga terus mengajarkan kami. Istirahatlah dok. Ruh yang tenang, kembali kepada Rabbmu dengan sejuta kebaikan. Syahid insyaAllah dokter. Terima kasih,” ungkap Rizka