ZONAUTARA.com — Gurita telah ada di dunia lebih dari 500 tahun yang lalu. Pernah melihat gurita yang berada dalam toples, lalu dengan mudahnya memutar tutupnya lalu keluar dari wadah? Begitulah kira-kira gambaran singkat kecerdasan dari seekor gurita.
Kecerdasan sendiri didefinisikan dengan kemampuan kognitif individu. Kemampuan kognitif mengarah pada mekanisme di mana informasi dari lingkungan dirasakan, diproses, lalu diubah, dan diingat, serta diaplikasikan untuk mengambil tindakan.
Fleksibilitas gurita
Fleksibilitas hewan untuk menyesuaikan perilaku dengan lingkungan merupakan salah satu indikator baik, dari sisi kognitifnya. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa gurita memiliki fleksibilitas yang tinggi.
Mekanisme pertahanan gurita
Gurita selama hidupnya dihadapkan dengan banyak ancaman seperti ikan, paus, dan burung. Namun, ia paling ahli dalam urusan kamuflase. Gurita dapat meniru lingkungan yang sedang ditempati dengan mengubah warna dan tekstur kulit mereka.
Karena tak memiliki cangkang, maka gurita bersifat rentan. Maka dari itu, mereka selalu hidup di bawah batu atau karang yang kokoh. Beberapa juga sering bersembunyi di bawah pasir dan kerang. Jenis lainnya sering membawa batok kelapa untuk bersembunyi.
Mekanisme serangan gurita
Gurita mengonsumsi kerang, ikan, krustasea, dan jenis cephalopada lainnya. mereka merupakan predator yang tak tertandingi. Penglahatannya dapat difungsikan untuk melakukan kamulase, menjelajah, berburu, dan merasakan lingkungan ketika ada makanan dalam jangkauan.
Mereka pun juga dapat bekerja sama dengan spesies lain untuk berburu makanan. Saat memangsa kerang, gurita akan menyuntikkan racun agar cangkanya terbuka. Mereka dapat mengingat lokasi yang tepat untuk melemahkan mangsanya.
Tantangan pemeliharaan gurita
Gurita bisa membuka kotak kamera anti air dan menenggalamkannya secara Cuma-Cuma. Ia juga mudah keluar dengan badannya yang tak bertulang, meski dari lubang yang kecil.
Gurita juga dapat mengingat dan menerapkan perlakukannya ke objek baru. Mereka akan menyimpan informasi dalam waktu berbulan-bulan. Katakanlah ketika gurita sebelumnya telah belajar menyerang bola, maka, ia akan dapat terus melakukan penyerangan bola secara virtual.
Gurita juga dapat mengingat posisi persembunyian jika pernah dilakukan sebelumnya. Selain itu, ia pun dapat mengingat dan belajar dengan melihat apa yang dilakukan oleh gurita lain seperti dalam memilih objek.
Kekurangan
Meski banyak aspek yang menggambarkan kecerdasan mereka, namun aneh, karena respon mereka tidak konstan. Terlebih lagi saat melakukan uji visual discrimination. Mereka hanya berhasil memberi respon dengan benar sebesar 80%, padahal hewan lain hampir mendapat skor sempurna.
Kelas cephalopoda dan sotong juga perlu diperhatikan karena mereka pun memiliki kecerdasan yang luar biasa. Para peneliti terus menerus melakukan uji kecerdasan pada hewan-hewan tersebut.