ZONAUTARA.com – Caeressa Andre Tirayoh, pengusaha muda berusia 32 tahun asal Romboken, Minahasa, yang memelihara Yaki (Sebutan untuk monyet khas Sulawesi) bernama Momo, telah merelakan satwa peliharaannya itu untuk diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara (BKSDA Sulut).
Momo adalah yaki betina muda yang sudah kurang lebih satu tahun dipelihara oleh pria muda yang akrab disapa Ressa tersebut.
Pengelola tempat wisata Cinta Mulia Stable ini mengaku sangat sayang dengan Momo, dan telah memperlakukan Yaki tersebut selayaknya anggota keluarganya sendiri.
“Sebenarnya, saya lebih memilih Momo tinggal dengan saya daripada dia diburu atau dimakan orang di luar sana. Tapi, karena sadar bahwa saat ini dilindungi, maka saya merelakan Momo,” ucap Ressa.
Mengapa Ressa akhirnya mau menyerahkan Momo?
Beberapa bulan sebelumnya, Yunita Siwi, Program Supervisor dari Selamatkan Yaki, melihat satwa endemik Sulut yang terancam punah ini saat berkunjung ke tempat wisata yang dikelola oleh Ressa.
Saat melihat Momo, Yunita Siwi langsung melakukan pendekatan dan menjelaskan kepada Ressa, tentang kenapa Yaki tidak bisa dipelihara.
Dengan penjelasan Siwi bahwa Yaki perlu teman dan harus bereproduksi mengembangkan keturunan, dan pentingnya yaki dalam ekosistem, dimana yaki menjadi petani ulung di hutan dalam menyebarkan bibit pohon untuk menjaga keseimbangan, akhirnya Ressa bersedia untuk menyerahkan Momo, didampingi oleh dokter hewan, Nanda, dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki.
Momo diserahkan kepada Tim BKSDA Sulut dalam keadaan sehat. Sebelum Momo dilepasliarkan, Momo harus menjalani rehabilitasi di PPS Tasikoki.
Dokter hewan yang bekerjas di PPS Tasikoki, Nanda menjelaskan bahwa sebelum dilepasliarkan, Momo akan diajarkan kembali bagaimana menjadi satwa liar. Yaki tersebut akan diperkenalkan dengan Yaki yang lainnya sehingga dia bisa bersosialisasi, serta perlahan mengganti makanannya yang sudah terbiasa dengan makanan manusia, sehingga ketika kembali ke alam, dia sudah menjadi Yaki liar.
Program Selamatkan Yaki mengapresiasi Ressa dan mengangkat Ressa menjadi Yaki Ambassador Minahasa, karena dinilai tindakannya menyerahkan Momo bisa menjadi role model baru bagi pemuda Minahasa yang sadar akan kekayaan alam Sulut dan populasinya yang semakin menurun.