China hadirkan DeepSeek di tengah pembatasan Chip AS, saham perusahaan AI AS rontok

Para penguji menganggap bahwa AI besutan China ini lebih canggih dari ChatGPT.

Ronny Adolof Buol
Editor: redaktur
Liang Wenfeng, DeepSeek AI CEO.

ZONAUTARA.com – Di tengah pembatasan impor teknologi canggih yang diberlakukan Amerika Serikat, China kembali mengejutkan dunia dengan meluncurkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) DeepSeek. Terobosan ini membuktikan bahwa meskipun menghadapi kendala akses terhadap cip semikonduktor canggih, China mampu mengembangkan teknologi AI yang bersaing secara global. Bahkan, DeepSeek V-3 dan R1 dinilai memiliki performa setara atau melampaui AI buatan AS, dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah.

Pada Selasa (28/1/2025), DeepSeek berhasil menggeser dominasi ChatGPT sebagai aplikasi asisten AI gratis yang paling banyak diunduh di App Store AS. Keberhasilan ini langsung berdampak pada anjloknya saham perusahaan teknologi AS, terutama di sektor semikonduktor. Saham Nvidia, perusahaan semikonduktor terbesar dunia, terjun bebas hingga 17 persen dalam sehari. Secara keseluruhan, indeks saham semikonduktor AS mengalami penurunan tajam sebesar 9,2 persen, mencatat kerontokan terburuk sejak Maret 2020.

Penurunan tajam juga dialami saham perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Microsoft yang turun 2,1 persen, Alphabet (induk Google) turun 4,2 persen, dan Dell Technologies turun 8,7 persen. Saham perusahaan pusat data, seperti Digital Realty, merosot 8,7 persen, sementara Vista, salah satu perusahaan listrik yang diharapkan diuntungkan oleh pengembangan pusat data AI, turun 28,3 persen.

CEO Scale AI, Alexander Wang, menyatakan bahwa kehadiran DeepSeek adalah peringatan bagi AS.

“DeepSeek adalah alarm bangun untuk Amerika,” katanya seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.

Investor ventura Marc Andreessen juga menggambarkan DeepSeek sebagai “momen Sputnik di bidang AI,” merujuk pada peluncuran satelit Soviet yang memicu perlombaan luar angkasa era Perang Dingin.

deepseek
Performa DeepSeek. (Foto: Reddit)

Mengubah peta persaingan AI global

DeepSeek, yang mulai meluncurkan produk-produknya pada Desember 2024, didirikan pada 2023 di Hangzhou, China. CEO Liang Wenfeng, seorang ahli AI lulusan Universitas Zhejiang, membawa perusahaan kecil ini menembus persaingan global dengan sumber daya yang terbatas. Dalam laporan terbuka, DeepSeek mengungkapkan bahwa biaya pengembangan teknologi mereka hanya mencapai 5,6 juta dolar AS—jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan OpenAI yang menghabiskan 5,4 miliar dolar AS per tahun atau Google dengan anggaran 51 miliar dolar AS pada 2024.

Dengan tim kecil yang mayoritas terdiri dari lulusan baru, DeepSeek berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa. Dalam serangkaian pengujian independen, DeepSeek V-3 dan R1 mampu mengungguli AI dari Barat, seperti Llama (Meta), GPT-4o (OpenAI), dan Claude (Anthropic), terutama dalam komputasi matematika, pemrograman, dan deteksi bug.

Keunggulan ini semakin menonjol mengingat keterbatasan China akibat embargo cip canggih oleh AS. DeepSeek menggunakan cip Nvidia H800s, model lama yang tidak terkena larangan ekspor AS, dan mengoptimalkannya dengan teknik distilasi yang hemat biaya. “Mereka dapat mengambil model yang sangat bagus dan besar, lalu mengolahnya menjadi sangat hemat biaya,” kata Chetan Puttagunta, mitra di Benchmark, seperti dilaporkan Kompas.

Arah masa depan AI: Open source dan efisiensi

Berbeda dengan pesaingnya dari Silicon Valley yang cenderung eksklusif, DeepSeek bersifat open source, memungkinkan siapa pun untuk memodifikasi dan mengembangkan teknologi ini. Model ini dinilai sebagai langkah strategis yang membuka potensi kolaborasi lebih luas, meskipun kemungkinan membatasi potensi keuntungan perusahaan pengembangnya.

CEO Microsoft Satya Nadella mengakui keunggulan DeepSeek. “Model terbaru DeepSeek sangat mengesankan karena sangat efektif dan efisien dalam komputasi. Kita harus menyikapi perkembangan AI di China dengan sangat, sangat serius,” katanya pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, seperti dikutip Kompas.

Dengan keberhasilan DeepSeek, China menunjukkan bahwa mereka mampu mengatasi rintangan teknologi yang diterapkan AS, sekaligus mengokohkan langkah untuk menjadi pemimpin dunia di sektor AI pada 2030.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Pemulung informasi dan penyuka fotografi
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.