JAYAWIJAYA, ZONAUTARA.com – Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) yang dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise, Rabu (07/08/2019), berlangsung fantastis. FBLB sendiri merupakan festival yang sudah berusia 30 tahun. Pada momentumnya pada tahun 2019, FBLB dijadwalkan akan dilaksanakan 7-10 Agustus.
Menteri Yohana yang didampingi Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata, menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Pariwisata kepada masyarakat Jayawijaya karena tidak bisa hadir.
“Salam hormat untuk seluruh masyarakat Jayawijaya. FBLB tetap eksis dalam daftar 100 top calender of event pariwisata. Untuk masuk dalam calender of event dibutuhkan penilaian yang mengacu pada kriteria 3C, yaitu Culture Creative Value, Commercial Value, dan Communication Value,” kata Menteri Yohana.
Dikatakannya, culture berarti suatu event harus memiliki nilai budaya atau kreativitas serta memberi dampak pada pelestarian atau pengembangan budaya di suatu daerah. Commercial berarti setiap event yang diselenggarakan harus mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya harus merasakan dampak langsung.
“Sedangkan, comitmen berarti komitmen kepala daerah yang harus menempatkan pariwisata sebagai sektor prioritas,” ujarnya.
Promosi pra-event, lanjutnya, sangat penting agar wisawatan dapat memutuskan melakukan kunjungan.
“Sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, saya titipkan perempuan-perempuan di Jayawijaya agar diberdayakan dalam event ini melalui kuliner, tari-tarian. Juga anak-anak dilibatkan untuk ditanamkan nilai-nilai budaya sebagai penerus generasi masa depan.
Baca: Festival Budaya Lembah Baliem bersolek gagah
Pada kesempatan itu, Bupati Jayawijaya John Richard Banua menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise karena menghadiri Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB).
“Selama 30 tahun kita menanti-nantikan, tidak pernah ada menteri yang mau buka kegiatan ini. Saya atas nama pemerintah dan masyarakat menyampaikan terima kasih kepada ibu menteri karena mau hadir bersama-sama dengan kami,” kata John.
Baca juga: Festival tertua, jejak perang suku di tanah Papua
Laporan: Ronny Buol
Editor: Rahadih Gedoan